Sore itu cuaca cerah membuat nuansa teluk ekas semakin indah, di bibir pantai dengan ombak yang tenang membuat ikan tampak jelas bermain-main didasar pantai. Kedim seorang pemuda yang kesehariannya menggantungkan hidup dari menangkap ikan di teluk ekas. Dengan peralatan sederhana seperti jala yang dibentangkan setengah lingkaran dipasang dengan menyelam. Menurutnya, jumlah ikan diteluk ekas saat ini mulai berkurang .” Entah disebabkan karena apa tapi ikan tangkapan beberapa tahun terakhir ini sangat sedikit” ungkapnya.
Cuaca yang seharusnya mendukung banyaknya ikanpun ternyata tidak berpengaruh sehingga berapapun ikan yang dapat tertangkap kami sangat bersyukur sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari beberapa masyarakat yang dapat ditemui terakota, kondisi ini disebabkan oleh banyaknya nelayan yang menangkap ikan dengan racun(putas)dan banyak dari mereka berasal dari luar penduduk teluk ekas. Dan ada juga beberapa orang dari mereka melakukan pengeboman untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak.
Menurut Abdul Waris ”Tidak hanya ikan yang menjadi berkurang, para petani rumput lautpun mengeluhkan kondisi tersebut” karena dengan adanya penggunaan racun ini, membuat perkembangan rumput laut menjadi terhambat. Misalnya saja 5 tahun terakhir ini hasil panen rumput laut tidak pernah sebanyak dulu sebelum terjadinya tindakan meracun ikan dan pengeboman kerap terjadi. Hal ini sudah terjadi selama bertahun-tahun. Menurutnya memang pemerintah sering melakukan sosialisasi kepada para nelayan , sampai petugas kepolisian sektor jerowaru-pun turun melakukan razia namun para pelaku tidak kunjung jera melakukannya sedangkan sekarang razia yang sama tidak pernah dilakukan lagi.
No comments:
Post a Comment