Belakangan ini saya mendengar bayak berita di media elektonik maupun cetak yang membahas tentang perampokan Bank CIMB Sumatra. Diterangkan pelakunya adalah teroris yang sudah sangat terlatih dan merupakan salah satu dari kelompok yang selama ini banyak beraksi di Indonesia dan bahkan mereka ini juga merupakan jaringan terorisme Internasional.
Tidak habis pikir pandangan saya yang sudah terkontaminasi oleh sekian banyaknya berita dan juga opini sengaja yang dikembangkan oleh pihak-pihak tertentu sehingga setiap mendengar kata teroris secara otomatis perhatian kita tertuju ke pada salah satu pemeluk agama atau panatisme sebuah ajaran dalam agama islam tentang berjihad.
Saya ingin sedikit berkomentar terhadap apa yang terjadi di Bangsa ini, bisakah kejahatan dinilai/dianalisa layaknya kejahatan, pelaku kriminal dinilai layaknya sebagai manusia biasa yang telah berlaku tidak benar menurut hukum dan harus ditindak sebagai seseorang atau kelompok yang melanggar hukum.
ini jelas konsekwensinya. kita ingin ada ketegasan dari Pemerintah bukan ikut membias dalam menyelesaikan persoalan. Betapa tidak, beberapa hari ini saya melihat siaran televisi swasta nasional tentang penyerangan Kantor Polisi di Sumatra yang menewaskan 3 petugas polisi yang sedang menjalankan tugas. Beramai-ramai para pengamat dan juga pihak kepolisian mengatakan bahwa pelakunya adalah bagian dari kelompok teroris. Tertulis juga di media televisi judul " Serangan balik T E R O R I S " yang dipasang dibawah layar. Kemudian tindak kejahatan ini juga didampingkan dengan penayangan rekaman aksi latihan teroris yang dideteksi berada di aceh. Jelas secara tidak langsung pikiran kita kembali bahwa pelakunya adalah orang-orang Islam yang sedang menjalankan Jihad.
Saya pikir keliru, siapapun yang melakukan nya jelas mereka orang-orang yang sesat yang harus ditindak tegas.
Harapan saya, jangan salah persepsi. saya orang yang awam dalam urusan ini. tapi bisakah para pengamat, atau pihak berwenang, melihat semua ini sebagi tindakan kriminal yang harus dibasmi. tidak lagi kita terus membesar-besarkan masalah terorisme. setiap kejahatan harus ditindak dan tangkap pelakunya, serta berikan hukuman berat. dan itu adalah tugas Pemerintah dan juga kita semua. Terlintas dengan melihat runtut kejadian ini, jangan-jangan ini hanya panggung sandiwara agar pemerintah tetap mengucurkan dana/anggaran yang sangat besar untuk membasmi aksi teroris(Densus 88). secara riil, apa sebenarnya hasil dari kesatuan ini. setiap yang dicurigai selalu ditembak mati. masyarakat belum mengerti yang sebenarnya. lay-out jaringan yang diperkenalkan oleh polisi tetap menjadi pertanyaan. siapa sebenarnya mereka.
Inipun belum terungkap dengan jelas. kenapa masih ada aksi-aksi kejutan yang tiba-tiba. mana kerja intelejen yang sudah di biayai oleh rakyat. Selalu saja yang ada hanya korban dan korban.
Timbulnya kejahatan atau masalah-masalah sosial lainnya, jelas ada dan banyak faktor yang mempengaruhinya.
kemiskinan salah satunya. Negeri yang amat indah dan kaya ini selama berpuluh-puluh tahun tidak pernah terlihat serius dalam mengatasinya. Selalu saja pergantian kekuasaan /pemimpin hanya menggoreskan cerita-cerita yang terus berulang. Hampir bisa dikatakan tidak ada harapan tentang kemakmuran dan kesejahteraan. penjajah ya bangsa kita sendiri.
No comments:
Post a Comment