Lombok Timur, LOMBOQNET-Sembalun dengan ragam potensi alam yang dimiliki menjadikannya sebagai sebuah kecamatan yang dikenal luas secara nasional sampai manca Negara. Masyarakatnya yang bersahaja terus mengelola sembalun dengan sentuhan yang ramah lingkungan. Sebagai wilayah dengan hasil pertanian dan perkebunan seperti kentang, bawang merah, bawang putih, mente dan lain-lain, kecamatan sembalun terus disapa dengan produksi pertanian menjanjikan.
Cerita bercocok tanam di sembalun memiliki peringkat pertama mengalahkan isu-isu nasional lainnya, tidak saja dimulai di lahan pertanian semata, namun suasana malam hari pun acap kali dimanfaatkan untuk berdiskusi tentang aneka persoalan,tantangan, sampai pada prediksi peluang pasar.
Lokasinya yang berada di wilayah pegunungan, suasana malam di sembalun jelas akan berbeda dengan suasna malam di wilayah lain di kabupaten lombok timur. Hembusan udara dingin, tentunya tidak bisa ditepis, menyusup pelan namun pasti ke arah pori-pori tubuh.
Ada potret nyata yang nampak yakni membakar ranting-ranting kecil ataupun sisa potongan kayu kebutuhan rumah tangga, yang disebut mengerindu, sering kita jumpai di sembalun, umumnya di pinggi-pinggir jalan, semua itu dilakukan sebagai kegiatan ringan untuk menghangatkan tubuh merespon udara dingin di sembalun.
Entah kapan kegiatan itu diawali yang jelas menjadi kegiatan rutin yang dilakukan apalagi saat suasana terang bulan. Kegiatan itu menjadi daya tarik tersendiri, belum lagi hadirnya kentang bakar dan secangkir kopi yang menambah kehangatan.
Setelah melalui malam yang panjang, pagi pun tiba di sembalun, sinar matahari menyelinap diantara pungung bukit tidak jauh dari rumah penduduk, maklum daerah pertanian pun dikelilingi gugusan bukit. Nampak kejauhan namun jelas dalam pandangan, terlihat indahnya gunung “Rinjani” (**)
Cerita bercocok tanam di sembalun memiliki peringkat pertama mengalahkan isu-isu nasional lainnya, tidak saja dimulai di lahan pertanian semata, namun suasana malam hari pun acap kali dimanfaatkan untuk berdiskusi tentang aneka persoalan,tantangan, sampai pada prediksi peluang pasar.
Lokasinya yang berada di wilayah pegunungan, suasana malam di sembalun jelas akan berbeda dengan suasna malam di wilayah lain di kabupaten lombok timur. Hembusan udara dingin, tentunya tidak bisa ditepis, menyusup pelan namun pasti ke arah pori-pori tubuh.
Ada potret nyata yang nampak yakni membakar ranting-ranting kecil ataupun sisa potongan kayu kebutuhan rumah tangga, yang disebut mengerindu, sering kita jumpai di sembalun, umumnya di pinggi-pinggir jalan, semua itu dilakukan sebagai kegiatan ringan untuk menghangatkan tubuh merespon udara dingin di sembalun.
Entah kapan kegiatan itu diawali yang jelas menjadi kegiatan rutin yang dilakukan apalagi saat suasana terang bulan. Kegiatan itu menjadi daya tarik tersendiri, belum lagi hadirnya kentang bakar dan secangkir kopi yang menambah kehangatan.
Setelah melalui malam yang panjang, pagi pun tiba di sembalun, sinar matahari menyelinap diantara pungung bukit tidak jauh dari rumah penduduk, maklum daerah pertanian pun dikelilingi gugusan bukit. Nampak kejauhan namun jelas dalam pandangan, terlihat indahnya gunung “Rinjani” (**)
No comments:
Post a Comment