Lombok Timur, LOMBOQNET-Desa persiapan Tirtanadi yang masuk ke wilayah pemerintahan Kecamatan
Labuhan Haji, dengan menempuh perjalanan kurang lebih tujuh kilometer dari kota
Selong, ibu kota kabupaten Lombok Timur.
Perjalanan ke pusat pemerintahan desa persiapan Tirtanadi ini terasa
cukup panjang, maklumlah letak desa persiapan satu ini cukup jauh dari jalan
raya. Apalagi infrastruktur jalan menuju tirtanadi tidak terlalu baik
kondisinya. Jika belum pernah mengunjungi desa ini mungkin anda akan kesulitan
menemukannya, jadi tak ada salahnya bertanya terlebih dahulu pada warga yang
anda temui di desa sebelumnya yaitu desa korleko.
Desa korleko ini merupakan desa induk dari desa persiapan tirtanadi.
Tirtanadi sendiri resmi dimekarkan pada tanggal 1 november 2009 lalu. Desa
persiapan tirtanadi membawahi tiga kekadusan, yaitu kekadusan dasan tirpas,
kekadusan dasan tereng, dan kekadusan dasan gerung.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit lamanya,
akhirnya tiba juga kita di pusat desa persiapan tirtanadi, yaitu di kekadusan
tirpas. Dengan menggunakan kendaraan bermotor jarak tempuh ke desa ini bisa
memakan waktu dua puluh, bahkan sampai dengan tiga puluh menit. Kalau saja
kondisi jalan ke tirtanadi tidak rusak, mungkin perjalanan bisa lebih
singkat.
Pembangunan kantor desa ini mengisyaratkan kesiapan tirtanadi untuk
menjadi sebuah desa definitif. Masyarakat setempat-pun menyambut antusias
pembangunan kantor desa ini. Warga di desa persiapan ini nyatanya sudah lama
mengharapkan tirtanadi dimekarkan. Itulah pula sebabnya masyarakat tirtanadi
sangat bersemangat menyelesaikan pembangunan kantor desanya. Salah satu syarat
utama bagi sebuah desa persiapan untuk ditetapkan sebagai desa definitif adalah
kemampuan membangun kantor desanya sendiri secara swadaya.
Meski sebelumnya sempat terjadi perbedaan pendapat di kalangan warga
setempat mengenai letak kantor desa dan pusat pemerintahan desa persiapan
tirtanadi, akhirnya pembangunan kantor desa ini dapat berjalan lancar
sebagaimana diharapkan sebagian besar warga.
Topografi desa persiapan tirtanadi yang memiliki luas 337 hektar ini
berbatasan dengan desa persiapan teko, kecamatan pringgabaya di sebelah timur
dan desa korleko di sebelah barat, sedangkan di sebelah utara dan selatan,
tirtanadi masing-masing berbatasan dengan desa tembeng putek, kecamatan
wanasaba dan selat alas.
Bila anda berkesempatan mengunjungi desa ini suatu saat nanti, ada satu
tempat yang rasanya sayang untuk dilewatkan karena diyakini mengandung nilai
historis oleh warga setempat. Nama tempat itu adalah makam anak iyok dasan
mungguk yang berlokasi di kekadusan dasan gerung. Konon tepat di lokasi makam
anak iyok ini dulunya pernah di singgahi oleh tokoh yang sangat terkenal pada
masanya, yaitu patih gajah mada yang berasal dari kerajaan majapahit. Itulah
sebabnya makam anak iyok ini dikenal pula dengan sebutan petilasan oleh
masyarakat tirtanadi. Petilasan ini mengandung pengertian tempat persinggahan.
Dari makam anak iyok kita melanjutkan perjalanan untuk melihat potensi
terbesar di desa persiapan tirtanadi. Potensi yang diunggulkan di desa
persiapan ini adalah hasil perkebunan dan pertaniannya. Sebagian besar lahan di
tirtanadi dimanfaatkan untuk lahan perkebunan maupun areal persawahan. Kelapa
adalah jenis tanaman yang paling banyak kita jumpai di lahan-lahan perkebunan
warga tirtanadi. Meskipun tirtanadi termasuk desa penghasil kelapa seperti
korleko dan ijobalit, namun di desa persiapan ini jarang sekali kita jumpai
tempat-tempat pengolahan kelapa untuk dijadikan kopra. Masyarakat tirtanadi
biasanya lebih suka menjual kelapa butiran yang masih segar. Selain menjual
langsung ke pasar-pasar terdekat, warga tirtanadi umumnya juga memasarkan
kelapa-kelapa tersebut ke luar daerah.
Sedangkan di lahan-lahan sawahnya, warga tirtanadi lebih suka
mengembangkan tanaman palawija seperti jagung dan cabai. Kondisi tanah di
wilayah tirtanadi yang subur menyebabkan para petani di desa persiapan ini tak
kesulitan mengembangkan tanaman-tanaman palawija yang memiliki nilai ekonomis
cukup tinggi tersebut. Para petani setempat bahkan mendapatkan untung besar
dari hasil pertaniannya ini. Tak heran jika sebagian besar warga desa persiapan
ini mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber penghasilannya.
Pertumbuhan sektor pertanian di tirtanadi tak lepas dari peranan kelompok-kelompok
tani setempat. Kelompok-kelompok tani yang tergabung dalam gabungan kelompok
tani, gapoktan, bagek peneda tirpas dua ini termasuk salah satu yang cukup
aktif memajukan sektor pertanian tirta nadi. Banyak kegiatan dilakukan di
gapoktan ini untuk mendukung perkembangan sektor pertanian di desa persiapan
yang berpenduduk kurang lebih 6 ribu 500 jiwa ini.
Di posko gapoktan yang juga merupakan kantor desa sementara ini, kerap
kali dilakukan pertemuan antar kelompok tani di tirtanadi untuk mencari solusi
terbaik guna mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi petani setempat.
Seperti yang tengah dilakukan saat ini, yaitu membahas persoalan kelangkaan
pupuk yang menghantui para petani akhir-akhir ini.
Kemajuan sektor pertanian dan perkebunan di tirtanadi tak terlepas pula
dari cukup memadainya sarana-prasarana irigasi di desa persiapan ini. Lahan
pertanian dan perkebunan milik warga terlihat
Dibandingkan desa-desa tetangga/ tirtanadi termasuk sangat beruntung
karena memiliki sumber air yang tak ada habisnya. Tidak salah jika masyarakat
setempat menamakan desa persiapan ini tirtanadi, yang kira-kira mengandung
makna sumber air.
Faktanya hampir di setiap sudut desa persiapan ini dapat kita temukan
mata air dengan kondisi sangat produktif dan kualitas air yang sangat baik.
Menurut warga tirtanadi mata air-mata air tersebut tak pernah mengalami
kekeringan, bahkan di musim kemarau sekalipun. Beberapa nama mata air yang
paling terkenal di tirtanadi ini diantaranya mata air gunung malang yang
lokasinya di kekadusan dasan tirpas, mata air mualan yang berlokasi di
kekadusan dasan tereng, mata air timba mungguk yang berlokasi di kekadusan
dasan gerung, dan mata air mental yang juga berlokasi di dasan gerung.
Melihat dari dekat kondisi mata air-mata air di tirta nadi ini, membuat
kita seolah-olah tengah merasakan surga air. Air yang begitu bening, sejuk, dan
masih terlihat orisinil, jauh dari pencemaran, pastinya akan membuat anda
merasa betah berlama-lama di sekitar mata air-mata air ini.
Air adalah sumber kehidupan. Itulah sebabnya sumber-sumber air di daerah
ini harus tetap terpelihara kelestariannya dengan baik, termasuk sumber-sumber
mata air yang berada di wilayah desa persiapan tirta nadi ini tentunya.
Upaya-upaya pelestarian mata air yang sudah, dan akan dilakukan di tirtanadi
ini harus didukung sepenuhnya oleh seluruh lapisan masyarakat setempat. Warga
tirtanadi harus bersyukur karena dikaruniai surga air yang sangat di-mimpikan
oleh masyarakat lain di daerah ini, apalagi bagi mereka yang bermukim di
wilayah selatan lombok timur,
Dari mata air kita beralih untuk melihat lebih jauh keseharian
masyarakat tirtanadi. Di samping bertani dan berkebun, warga setempat ternyata
juga senang beternak. Hampir di seluruh rumah warga tirtanadi dapat kita
temukan kandang-kandang ternak yang bentuknya kolektif. Kandang-kandang
kolektif di rumah warga ini dikelola oleh masing-masing keluarga. Sampai saat
ini belum ada kandang kolektif yang khusus di kelola oleh kelompok ternak.
Ternak sapi adalah jenis ternak yang paling banyak diminati warga tirta nadi.
Tak heran jika jenis ternak yang satu inilah yang paling banyak mengisi
kandang-kandang kolektif milik warga setempat. Mungkin karena harganya yang
relatif lebih mahal dibandingkan ternak lainnya, sehingga warga tirta nadi
lebih suka beternak sapi. Keuntungan dari usaha ternak sapi memang lumayan
besar.
Kegiatan lain yang juga lekat dengan keseharian warga tirtanadi adalah
menambang pasir kali. Tidak sedikit masayarakat tirtanadi yang
bermata-pencaharian sebagai penambang pasir kali. Contohnya ibu satu ini. Ia
termasuk salah satu warga tirtanadi yang sudah lama menjadi penambang pasir.
Tak beda dengan warga lainnya yang berprofesi sebagai penambang pasir, ibu ini
rela berpanas-panas untuk mendapatkan pasir dalam jumlah banyak. Karena semakin
banyak pasir yang didapatkan, semakin banyak pula rupiah yang akan mengalir ke
kantong. Penghasilan dari menambang pasir yang dirasa lumayan cukup untuk menutupi
kebutuhan hidup sehari-hari, membuatnya bertahan menjadi penambang pasir kali
hingga saat ini.
Di tirtanadi nyaris tak ada pengangguran dalam pengertian sebenarnya.
Hampir seluruh warga desa persiapan ini mempunyai penghasilan tetap, mulai dari
bertani, berkebun, bahkan menjadi
Penambang pasir sekalipun. Intinya semua potensi yang ada di tirtanadi
digarap oleh warga agar bisa mendatangkan uang. Mungkin itulah pula sebabnya
jarang sekali kita temui warga setempat yang menjadi t-k-i ke luar negeri.
Masyarakat desa persiapan ini bisa dikatakan lebih suka mencari uang di desa
sendiri. Daripada harus bekerja sebagai tenaga kerja indonesia, t-k-i, ke luar
negeri, masyarakat tirta nadi lebih memilih memanfaatkan potensi yang ada sebagai
sumber mata pencahariannya. Upaya ini patut diacungi jempol.
Pekerja keras, memiliki semangat swadaya yang tinggi dan budaya
gotong-royong yang kuat, inilah kiranya gambaran yang paling tepat untuk
keseharian masyarakat tirtanadi.
Budaya gotong-royong yang mulai kendur di beberapa tempat di daerah ini,
tidak terjadi di desa persiapan tirtanadi. Budaya gotong-royong ini jelas
terlihat dalam pembangunan fasilitas-fasilitas umum, seperti dalam pembangunan
sarana peribadatan ini. Tak sekadar menyumbangkan tenaganya saja, masyarakat
tirtanadi pun tak enggan menyumbangkan sejumlah uang dari kantongnya sendiri
untuk membangun sarana peribadatan di wilayah tempat tinggal mereka
masing-masing. Jumlahnya-pun tak bisa dikatakan sedikit. Setiap kepala keluarga
menyumbangkan dana sesuai kemampuannya. Kisarannya dari ratusan ribu hingga
jutaan rupiah.
Semangat swadaya yang tinggi juga ditunjukkan masyarakat tirta nadi
dalam memajukan sektor pendidikan di desa persiapan ini. Bangunan madrasah
ibtidaiyah darrul muhtaddin n-w mungguk yang masuk ke wilayah kekadusan dasan
gerung ini salah satu contoh hasil swadaya warga setempat di bidang pendidikan.
Pembangunan m-i ini dilatar-belakangi minimnya sarana-prasarana pendidikan di
tirtanadi. Kondisi tersebut sempat mengakibatkan angka putus sekolah cukup tinggi.
Masyarakat tirta nadi termasuk sangat peduli dengan pendidikan. Selain
mengupayakan terpenuhinya kebutuhan pendidikan generasi muda setempat pada
jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas,
masyarakat tirta nadi juga mengupayakan terpenuhinya kebutuhan pendidikan
putra-putri mereka pada level usia dini. Itulah alasan utama didirikannya
lembaga pendidikan bina insani al-umaro, gunung malang, yang berlokasi di
kekadusan dasan tirpas ini. Disamping mengelola pendidikan anak usia dini,
paud, dan taman pendidikan al-qur’an, t-p-q, lembaga pendidikan non formal ini
juga aktif dengan kegiatan pembinaan terhadap para pemuda di tirta nadi.
Seperti inilah aktifitas belajar di paud yang dikelola lembaga
pendidikan bina insani al-umaro gunung malang. Meskipun ruangan paud terkesan
sederhana, tetapi anak-anak paud al-umaro tetap semangat lho menyimak materi
yang disampaikan salah satu tutor di paud tersebut.
Sepanjang perjalanan menjelajahi wilayah desa persiapan tirtanadi ini,
kita juga melewati perkampungan-perkampungan penduduk. Kondisi perkampungan
warga tirtanadi yang tertata sederhana ini tampaknya mencerminkan keseharian
masyarakatnya yang bersahaja.
Haus hiburan, ungkapan ini juga cukup tepat rasanya untuk menggambarkan
keseharian masyarakat tirtanadi, kesan itu muncul saat melihat kerumunan warga
yang sedang asyik menyaksikan pertunjukan kesenian di rumah salah satu tokoh
masyarakat tirtanadi yang berlokasi di kekadusan dasan gerung. Warga yang
berkerumun di tempat itu nyaris tak berkedip menyaksikan pertunjukan grup
kesenian di dasan gerung ini.
Dari suara musiknya kita dapat menduga pertunjukan apa yang sedang
mereka nikmati. Ya…warga di kekadusan dasan gerung ini tengah menyaksikan
pertunjukan kesenian cilokak. Kesenian cilokak yang boleh dikatakan salah satu
kesenian khas sasak ini ternyata belum lama dikembangkan di kekadusan dasan
gerung. Grup kesenian cilokak yang kita saksikan saat ini adalah satu-satunya
grup cilokak di dasan gerung. Grup ini bernama geger girang.
wah menarik banget tuh desa persiapan moga2 desa tersebut cepat terealisasi menjadi desa definitif... kapan2 kl ada kesempatankt akan ke tirta nadi...
ReplyDeleteSalam perjuangan dan penghargaan yang tiada terkira dari kami sebagai warga desa persiapan Tirtanadi yang sedang menempuh pendidikan diluar pulau Lombok.
ReplyDeleteSebagai warga deasa persiapan Tirtanadi kami sangat bangga dengan semangat dan kegigihan para warga yang terus berjuang dan berusaha untuk mewujudkan desa Tirtanadi yang definitif.
Mudah-mudahan kita semua bisa berkontribusi untuk embangunan desa kita menuju desa yang lebih baik.Amin
Harapan menuju yang lebih baik, kenapa tidak...mudahan desa tirtanadi adalah hasil aspirasi mengejar kemandirian masyarakatnya,
ReplyDelete